Translate

Score prchecker.info

adsensecamp.com


Followers

Sponsor kumpulblogger.com

Sahabat Blog Saya

Label

Clicksor.com

Jumat, 08 Maret 2013

Strategi Bisnis Berkembang dan Faktor Bisnis Sulit Berkembang



Stategi Bisnis Berkembang dan Faktor Bisnis Sulit Berkembang

Tips Jitu Agar Usaha Cepat Berkembang Saya akan mencoba sharing atau memberikan beberapa tips/cara agar usaha kita berhasil. Dalam memulai atau mengembangkan bisnis/usaha dalam bidang jasa maupun dagang harus mempunyai tips dan cara agar usaha kita berkembang dan maju.

Berikut tips untuk memulai Strategi Bisnis Anda  Berkembang tumbuh dengan baik.
1. Melakukan brainstorming
Meski Anda orang pintar dengan segudang pengetahuan, namun langkah ini sebaiknya jangan dilewatkan. Carilah seseorang yang kompeten di bidangnya, seperti pengusaha yang sesudah bertahun-tahun berkecimpung atau konsultan keuangan. Bisa juga dilakukan dengan sesama teman yang memahami soal bidang bisnis Anda.

2. Melakukan riset
Riset adalah salah satu komponen yang kerap dilupakan oleh para pebisnis pemula. Lakukan riset terkait hal-hal yang berhubungan dengan bidang bisnis yang ingin Anda geluti. Hal ini bisa menggunakan data terkini sektor industri bisnis tersebut, atau laporan keuangan perusahaan sejenis di sektor tersebut.

Sebagai contoh jika Anda ingin membuka bengkel, maka Anda melakukan riset terhadap industri bengkel mulai dari skala kecil hingga bengkel besar. Lakukan perbandingan dengan serta perusahaan sejenis yang akan menjadi kompetitor bisnis Anda.

3. Catat hal-hal penting
Catatlah hal-hal penting yang berkaitan dengan bisnis Anda. Menyusun file serta menyertakan materi promosi untuk diajukan rencana bisnis Anda kepada orang lain. Selain hal-hal teknis yang terkait bisnis, Anda juga harus mencatat keinginan dan mimpi Anda dari bisnis yang akan dijalankan. Mungkin bagi sebagian orang langkah ini agak mengherankan, namun jangan salah, ketika Anda mencatat hal-hal yang menarik, satu waktu kenginan itu akan tercapai.

4. Tetapkan visi dan misi
Hal-hal mendasar dalam merencanakan bisnis agar cepat menggurita adalah visi dan misi. Sebagai contoh, jika Anda ingin beternak lele, Anda harus mengetahui tujuan dan misi bisnis tersebut. Dari situ, Anda harus menyusun strategi pemasaran dan penjualan, analis sektor industri, analis SWOT (strength, weakness, oppurtunities and threats), kompetensi, proyeksi keuangan dan profil manajemen.

5. Menentukan kesimpulan dan proyeksi ke depan
Hal ini bisa dilakukan secara sederhana, termasuk potensi keuangan dan potensi kerugian. Berapa besar pendapatan yang bisa Anda dapatkan dalam setahun atau 2 tahun ke depan. Berapa lama Anda bisa balik modal.


Itulah beberapa tips dan cara agar usaha kita berkembang dan maju. Tentunya kita mencoba menghindari kebiasaan yang membuat bisnis sulit berkembang dengan beberapa faktor.


KEBIASAAN YANG MEMBUAT BISNIS SULIT BERKEMBANG

Bisnis besar dimulai dari sebuah bisnis kecil, Lihatlah para konglomerat Indonesia yang usianya sudah diatas 60 tahun. Mereka menjadi konglomerat setelah berjuang selama puluhan tahun. Awalnya, mereka hanyalah pengusaha kecil yang nama usahanya hanya terdengar samar-samar. Namun, waktu akhirnya membuktikan bahwa kerja keras mereka tidak sia-sia. Lihatlah contoh Grup Properti Ciputra yang dibangun dengan penuh dedikasi oleh Ir. Ciputra.

Meskipun setiap orang berpeluang untuk sukses, hanya segelintir orang saja yang mampu menikmati sukses dalam arti sebenarnya. Mengapa dari puluhan juta pengusaha di Indonesia, hanya beberapa orang saja yang menjadi konglomerat? Sebab pengusaha yang menjadi konglomerat itu telah menerapkan kebiasaan yang tidak diterapkan oleh sebagian besar pengusaha lainnya. Sebagian besar pengusaha justru tidak menyadari faktor hal ini :

1. One Man Show, Tidak Membuat Organisasi Bisnis
Menjadi raja memang enak. Namun jangan sampai terjebak kenyamanannya. Kita harus senantiasa ingat bahwa kepala kita hanya satu, tangan dan kaki kita masing-masing hanya sepasang. Padahal bisnis makin lama makin berkembang, urusannya makin kompleks, dan seringkali kita tidak mampu menanganinya sendirian. Pada titik inilah kita harus mulai memberikan delegasi tugas, wewenang dan tanggung jawab pada orang lain untuk mengelola bisnis kita.

Mendelegasikan tugas, wewenang dan tanggung jawab bagi sebagian orang bukan hal yang mudah, sehingga mereka memilih one man show. Akibatnya mudah diduga. Keterbatasan kemampuan kita membuat bisnis kita tidak mampu berkembang menjadi lebih besar lagi. Konglomerat sukses karena mereka menjalankan bisnis dengan membentuk organisasi bisnis.

2. Wawasan Terbatas, Malas Belajar
Jika kita menjalankan usaha sendiri, dipastikan waktu dan perhatian kita akan habis hanya untuk menangani usaha tersebut. Padahal dunia bisnis berkembang sangat dinamis. Dibutuhkan wawasan yang makin lama makin luas. Tiadanya waktu untuk belajar seringkali menjadikan kita terjebak pada rutinitas yang akhirnya membelenggu bisnis kita sendiri. Menyediakan waktu sekedar untuk belajar perkembangan bisnis terbaru adalah langkah yang bijaksana.

3. Terlalu Pede, Sekehendak Hatinya Sendiri
Keberhasilan membangun sebuah usaha menjadikan diri kita menjadi Percaya Diri. Namun kepercayaan diri yang berlebihan dapat menjerumuskan kita untuk bertindak sekehendak hatinya sendiri. Jika sudah sekehendak hatinya sendiri, kita akan sulit menerima pendapat orang lain sehingga secara otomatis kita juga sulit berkembang. Justru sebaliknya kita harus mampu mengembangkan usaha berdasarkan kepercayaan diri yang kita miliki.

4. Cenderung Mengikuti Pasar, Daripada Mendikte Pasar
Pernah mendengar bisnis latah? Inilah fenomena yang menarik di Indonesia. Kreatifitas kita hanya sebatas meniru untuk memperebutkan pangsa pasar yang terbatas. Padahal kesuksesan sebuah bisnis itu jika sudah mampu mendikte pasar. Lihatlah cara perusahaan-perusahaan besar mendikte konsumennya dengan produk-produk baru mereka. Meskipun masih dalam kategori kecil dan menengah, tidak diharamkan untuk mendikte pasar, setidaknya diwilayah kita sendiri.

5. Cenderung Pelit Berinvestasi Untuk Jangka Panjang
Mendapatkan uang memang tidak mudah. Namun juga tidak bijak jika setelah mendapatkan uang justru uang itu hanya disimpan untuk diri sendiri. Bisnis membutuhkan pengembangan. Pengembangan bisnis adalah investasi jangka panjang. Jika kita tidak pernah mengembangkan bisnis kita untuk bertahan dalam jangka panjang, bisa jadi kita hanya akan memiliki bisnis semusim belaka. Contoh paling mudah adalah berapa dana yang kita investasikan untuk mengembangkan SDM (Sumber Daya Manusia) usaha kita? Pengembangan SDM mutlak dilakukan karena SDM adalah aset perusahaan yang membuat mimpi-mimpi kita menjadi kenyataan.

6. Cenderung Berfoya-foya Sebelum Waktunya
Menikmati hasil jerih payah tidak ada yang melarang. Namun berfoya-foya sebelum waktunya adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana. Dikala bisnis kita masih membutuhkan dana pengembangan cukup besar, kita justru bersifat konsumtif dengan membeli mobil-mobil mewah yang pajaknya mahal dan BBM-nya boros. Penampilan kita dimata orang lain memang terlihat luar biasa, namun bisnis kita bisa jadi hanya biasa-biasa saja. Padahal konglomerat itu tidaklah diukur dari apa yang ia kenakan atau mobil apa yang dipakai, tetapi seberapa banyak unit-unit usahanya tersebar di seluruh dunia.

7. Cenderung Memandang SDM sebagai Budak, Bukan Sebagai Aset
Sebagai raja di kerajaan bisnis yang kita miliki sendiri membuat kita memiliki wewenang tak terbatas. Seringkali kita menerjemahkan kewenangan tak terbatas ini secara salah kaprah. Karyawan yang membantu kita anggap sebagai pembantu kita saja. Gaji kalau perlu sekecil-kecilnya supaya usaha kita untung besar. Kita tidak bisa mengontrol emosi didepan karyawan, sehingga bentakan atau hardikan adalah rutinitas biasa. Kita memerintah karyawan seenak hati kita. Mungkinkah cara memperlakukan karyawan seperti ini dapat memajukan usaha kita? Yang terjadi adalah kita sendiri akan kecapekan, sedangkan usaha tidak mengalami kemajuan, turn over karyawan sangat tinggi. Jika kita memandang karyawan sebagai aset, maka kita dapat menempatkan mereka sebagai mitra kerja untuk bersama-sama mencapai visi dan misi usaha kita.

8. Menganut Sistem Bisnis Yang Tertutup Sehingga Sulit Berkembang
Ini lazim diterapkan pada perusahaan perorangan. Contoh paling mudah adalah soal keuangan. Keuangan kita tutup-tutupi supaya karyawan tidak mengetahui berapa besar keuntungan perusahaan. Tujuannya supaya karyawan tidak menuntut macam-macam. Padahal semakin kita tidak percaya pada orang lain, maka orang lain juga semakin tidak percaya pada kita. Sistem bisnis yang tertutup tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya guna mengembangkan perusahaan tersebut. Akibatnya mudah ditebak, bisnis menjadi sangat rapuh karena hanya tergantung pada kemampuan kita saja. Tidak ada salahnya kita mulai membuka diri terhadap peran dari orang luar. Secara makro, Jepang dan Cina sudah membuktikan bahwa keterbukaan menghasilkan kemajuan.

Bagaimana dengan kebiasaan kita. Sekarang, langkah paling bijak adalah mengubah diri kita sendiri. Perubahan kebiasaan kita menjadi kearah yang lebih baik tentu akan berpengaruh baik pula bagi usaha dan di lingkungan sekitar kita. Semoga tulisan ini memberi inspirasi Anda. Salam sukses!

0 komentar

Sponsor Clicksor.com

bidvertiser.com